Langsung ke konten utama

3. PUSH YOUR LIMIT



Holla pejuang bloger …

Masih semangat donk yaaa …

Jumpa lagi dengan saya, dalam pembahasan bisnis ala saya.

Jika kemaren kita sedikit mengulas reseller dan dropship, diujung tulisan saya, saya sedikit menyinggung agar kita bisa push limit.

Sebenarnya apa sih push limit itu ? dan kapan waktu yang tepat kita perlu untuk mengepush limit kita ?

Push limit diartikan pemaksaan di batas kemampuan kita, seperti kondisi dimana kita dipaksa untuk bisa melakukan sesuatu.

Waktunya kapan ? yaa tergantung kebutuhan, berikut saya coba paparkan dari apa yang disadur dari group pasukan B Erl Cosmetic.

Push yourself because no one else is going to do it for you.

Sebagai contoh banyak yang tidak sadar bahwa pandemi Covid-19 mampu mengubah pola hidup sebagian besar manusia. Sebelum virus ini menyebar, kita semua memiliki alasan masing-masing yang dijadikan pembenaran atas kebiasaan yang kita lakukan.

Ada yang setiap hari kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak baik sehingga ia terbawa arus melakukan hal tidak terpuji pula. Untuk menghentikan kebiasaan itupun tidak bisa, alasannya takut tidak punya teman lagi.

Tapi ketika pandemi datang, mereka semua dipaksa mengkarantina diri masing-masing di dalam rumah. Berminggu-minggu berlalu tanpa kumpul-kumpul, nyatanya mereka bisa!

Ada pula yang hobi pergi shopping membeli barang yang tidak ia butuhkan dan menghamburkan uang tanpa kejelasan apa manfaatnya. Untuk menghentikan kebiasaan itupun tidak bisa, alasannya butuh menyegarkan pikiran.

Saat terjadi pandemi, mereka akhirnya dipaksa tidak pergi kemana-mana. Sudah beberapa pekan berlalu tanpa belanja yang mubazir, nyatanya mereka mampu!

Rupanya mengubah kebiasaan itu memang tidak mudah. Tetapi jika disertai sedikit paksa, barulah kita menyadari ternyata kita mampu berubah.

Contoh lain adalah saat bulan ramadan datang, sebagian dari kita tidak mampu mengeluarkan potensi terbaik dirinya kecuali setelah dipaksa.

Selama sebelas bulan kita nyaris tidak menjalankan satupun puasa sunnah dan masing-masing memiliki alasan yang dijadikan pembenaran. Ada yang takut lapar, banyak pekerjaan, ataupun menganggap puasa sunnah bisa lain kali.

Tapi ketika Ramadhan datang, kita semua dipaksa menahan lapar dan haus sejak fajar hingga Maghrib. Meskipun pekerjaan tetap sama banyaknya seperti kemarin-kemarin, nyatanya kita bisa!

Belum lagi di malam hari. Rasanya kita tidak pernah sekalipun shalat malam hingga puluhan rakaat. Untuk mengerjakannya sulit sekali, alasannya karena ngantuk dan lelah.

 

Saat jumpa dengan Ramadhan, kita dipaksa melaksanakan shalat tarawih yang demikian banyak rakaatnya, nyatanya kita mampu!

Oleh karena itu, ketahuilah bahwa kita memang membutuhkan pemaksaan yang positif. Tanpa paksaan, entah berapa puluh tahun lagi kita bisa menjadi baik. Jadi, paksalah diri kita agar kita bisa mengeluarkan hal terbaik dari diri kita.

Paksakan untuk membaca Al-Qur'an satu atau dua juz setiap hari. Paksa diri untuk bersedekah lebih banyak. Paksa jemari agar tidak berlama-lama di depan medsos. Paksa mata dan lisan dari aktivitas yang merugikan. Push your limit! Tak ada orang lain, hanya kita yang mampu melakukannya untuk diri kita sendiri!

Dalem ya ? … makjleb gitu rasanya,

Nah bagaimana jika dalam berbisnis ?

Nggak perlu bahas jauh-jauh ya, dalam produksi Odys Food saja, karena saya sebagai seorang IRT dengan segala kesibukan negara di rumah saya, memproduksi nugget memerlukan usaha dan waktu yang perlu di jadwalkan.

Memang sudah menjadi konsekuensi saya, namun terkadang dengan beberapa pekerjaan rumah dan mengurusi penjualan, saya keteteran dalam mengatur waktu untuk memproduksi nugget. Efeknya apa ? stok nugget baru bisa terkumpul pada hari yang tidak tentu, terkadang saya juga membuka orderan dengan sistem PO. Sehingga saya bisa memperkirakan dengan kemampuan dan waktu yang saya miliki.

Namun kondisi diatas akan menimbul ketidakpastian stok. Jika setelah produk semua dibeli oleh konsumen, maka tidak ada stok yang tersedia, padahal seharusnya seorang produsen harus memiliki limit stok.

Sedangkan saat tidak ada orderan, produksi tetap berjalan, dan produk yang dihasilkan akan menjadi stok sesuai kemampuan si produksi.

Menurut saya kondisi seperti inilah yang harus dilakukan push limit.

Saya sudah tidak boleh lagi berdasarkan mood dan waktu yang saya punya untuk memproduksi nugget, namun saya harus memiliki jadwal yang tetap, target produksi yang jelas, sehingga stok produk saya tetap bisa dikendalikan.

Pun jika saya ingin membuka PO, saya harus tetap memiki stok sehingga jika kurang dari PO yang masuk, saya tetap memproduksi atau membuat sesuai target yang sudah ditentukan tiap bulannya. Sehingga sisanya akan kembali masuk sebagai stok.

Berikut beberapa PR penting buat saya :

- Memiliki karyawan untuk membantu dalam proses produksi

- Memiliki karyawan untuk persiapan produksi, seperti : membersihkan ayam, memisahkan kulit dan tulang dari ayam, memotonga dan mengepak.

- Memiliki karyawan untuk proses pelumuran tepung panir yang mana menghabiskan waktu yang cukup lama dan  sekalian mengepak produk.

- Membuat target mingguan untuk produksi nugget, misal seminggu harus memiliki stok 50 pek.

- Proses produksi varian produk lain pada hari yang berbeda saat memproduksi nugget, dan membuat jadwal untuk kegiatan produktif karyawan, seperti :

-          Hari senin, rabu dan jumat memproduksi nugget ayam

-          Hari selasa produksi ayam sariwangi dan ayam katsu

-          Hari kamis produksi tahu bakso

-          Sabtu pencatatan dan rekap orderan

-          Minggu karyawan libur, saya belanja untuk keperluan produksi seminggu depan, termasuk bahan baku, packaging, dan bahan pelengkap lainnya.

Ini baru dalam proses produksi ya …

Untuk kedepannya akan saya bahas prosedur handling dan mekanisme marketing.

Dengan PR tersebut diatas, menjadi acuan saya untuk bisa mengepush limit saya, jika pun saya belum menemukan karyawan, setidaknya saya memiliki rencana untuk bisa mengepush limit saya sehingga produk saya selalu tersedia.

Push the limit tidak hanya dalam hal produksi, namun dalam bisnis itu menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan dengan hasil produksi, dalam hal memasarkannya serta dalam hal keuangannya.

"Push The Limit...!!!"

Kata-kata ajaib yang menghadirkan keadaan antara kesempatan, kesiapan dan kecepatan dalam waktu tertentu! hasilnya maka seperti mukjizat.

Kondisi seperti ini harus lazim dan harus jadi bagian dalam diri seorang pembisnis, membuat impian sukses jadi semakin dekat.

Prinsip2 membangun Push The Limit yang sukses (dalam Workshop How To Sell Property Expert with Harry Afandy, Yogyakarta 26-27 Oktober 2019) :
1. Ada kebutuhan dalam angka dan berupa bentuk wajib,
2. Ada keresahan bila tidak terealisasi point no. 1,
3. Bangun situasi urgensi point no.1 dan 2,
4. Ada batas waktu tempuh realisasi,
5. Konversikan point. 1, 2, 3 dan 4 dalam bentuk target-target,
6. Makin spesifik targetnya dengan angka kebutuhannya makin kuat dan masuk akal mencapainya,
7. Cek list siapa saja yang dapat menerima(prospek saja) dari target-target spesifik,
8. Segera "DO" and "engagement"
9. Bangun result cepat, bila cocok teruskan, bila tidak cepat beralih prospek berikutnya.
10. Buat Point-point kesepakatan,
11. Segera Realisasikan 3x24 jam paling lama.
12. Lihat hasilnya dan jangan lupa berdoa dan bersyukur ya!
13. Angka-angka itu penting walau kadang sepertinya terlalu saklek atau berhitung tapi lebih baik daripada tidak dapat dikonversi!

Semoga dengan berani mengepush limit kita, sistem bisnis yang kita punya semakin terintegrasi, dan solid dari dalam. Semua pasti ada pengorbanannya, tapi ini layak untuk dilakukan, jika mimpi saya suatu saat saya akhirnya memilki workshop untuk proses produksi Odys Food tercapai, memiliki banyak karyawan, merubah kebiasaan saya, beradaptasi dengan segala perubahan maka mulai dari sekarang saya harus menge-push limit saya.

Semoga bermanfaat, sampai jumpa esok hari tentunya dengan pembahasan ngolar ngidul uprek-uprek bisnis ala saya tentunya dengan sumber yang bisa dipercaya. terima kasih …


Komentar

  1. Push yourself because no one else is going to do it for you. Siapp laksanakan. Nice share ya Mba Ietha... reminder agar lebih semangat lagi nihh

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah ..

      yes push your limit yaaaa

      jangan kasih kendor istilahnya hahahhaha

      Hapus
  2. Push the limit. Wow, keren banget kata-kata ini. Bukan hanya di bisnis mgk ya Mbak, di kantoran juga perlu yg sprti ini. Mendorong diri agar lbh bersemangat.. nambah ilmu baru nih, makasih Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes bener say ..

      alhamdulillah ... sama-sama yaaa

      Hapus
  3. Keren banget, mak. Push the limit ini jadi inget juga sama perumpamaan hardworker. Mereka sering push over their own limit. Sukaaa sama tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, karena terkadang kita tuh butuh dipaksa biar bisa jalan ...

      makasih ya say

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2. Mau Jadi Produsen atau Reseller ? (PART II)

Assalamualaikum ... Hai pejuang bloger, apa kabar malam ini ? kembali bersama saya dengan melanjutkan pembahasan kemaren. Wait ... Sebenernya apa sih tujuan saya membuat pembahasan masalah antara produsen dan reseller ? Sekali lagi saya katakan saya bukan ahlinya, adanya blog ini bisa memberikan saya keleluasaan dalam menuangkan ilmu yang saya dapat dan dengan rencana bisnis saya ke depan. So ... dasarnya memang lebih kepada opini saya dan juga sumber ilmu dari beberapa kelas online bisnis yang saya ikuti. Lalu mengapa sih ini menjadi sangat penting buat saya ? Sebagai pelaku bisnis yang mana saya sebagai produsen dan juga reseller, maka saya ingin berbagi pengalaman dan sharing ilmu yang pernah saya dapatkan. Dalam hal ini, tidak hanya menguntungkan buat yang membaca, namun lebih kepada menjaga tekad saya untuk bisa mewujudkan Odys Food sebagai suatu usaha rumahan yang memproduksi jenis makanan beku yang home-made, bebas MSG, bebas pengawet, higenis, sehat dan bisa membuka peluang bua

6. Kekuatan Itu Bernama Mental

Hai pejuang bloger ... Pernah punya pengalaman nekad nggak ? nekad dalam usaha ... maksutnya, tidak ada persiapan khusus, namun mengambil keputusan spontan hanya karena sebagian hati mengatakan ini hal yang patut dicoba, dan sebagian lainnya menguji keberanian melakukan sesuatu yang baru. Itu terjadi sama saya, waktu memutuskan untuk berjualan roti. saya suka roti ... apalagi tinggal makan hahahahah roti itu mengingatkan saya akan masa kecil. duluu banget waktu masih duduk di bangku SD Setiap sore, saya menunggu abang roti lewat dengan mobil bergambar koki memegang roti hangat. dulu cara penjualan roti dengan menjemput bola, masih jarang dititip ke warung atau swalaayan, padahal seingat saya lebih keren seperti saya kecil dulu. mobil roti itu lewat sekitar jam 16.00 lalu sambil membunyikan musik panggilan roti, anak-anak akan segera mendekat, lalu merayu orang tua mereka untuk membeli. hampir setiap hari, tukang roti tahu bahwa daerah perumahan terkenal dengan anak-anak yang bisa membu