Langsung ke konten utama

Pentingnya Self Empowerment bagi Peran Perempuan untuk Bangkit dari Masa Pandemi

 


(sumber gambar: Google.com)


Penulis: Miftahul Jannah


Perempuan memiliki kelebihan dapat melakukan pekerjaan yang berbeda dalam satu waktu yang bersamaan (Multi Tasking) apalagi di tengah carut marut kondisi pandemi, sejak awal hingga saat ini, peran perempuan dalam menjaga kestabilan kondisi dalam keluarga memegang peranan penting.


Mulai dari menemani anak-anak belajar dengan sistem Pelajaran Jarak Jauh (PJJ), lalu jika ia seorang wirausaha maka ia tetap harus memikirkan kelancaran usahanya. Jika ia adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan, maka ia harus tetap menghadiri meeting, mengambil keputusan dan menyelesaikan tugas kantor.


Belum lagi, jika suami yang sejak awal pandemi bekerja di rumah (WFH), atau bahkan terkena pengurangan karyawan (PHK), maka jelas hal ini akan ikut memberikan efek stres pada perempuan karena harus menjaga kondisi rumah setiap harinya untuk tetap nyaman, kondusif, sehat secara keuangan, dan menjadi garda terdepan untuk menjaga protokol kesehatan dalam keluarga.


Lalu bagaimana perempuan dapat bertahan dalam jatuh bangun menyikapi hal ini? Tentu bukanlah hal yang mudah untuk bangun dan bangkit dari pandemi yang sudah berlangsung satu tahun ini. Walaupun demikian, tak ada kata terlambat jika perempuan mau terus berusaha dan memberdayakan dirinya. 


Banyak tokoh inspiratif perempuan yang bermunculan justru di masa pandemi ini, rata-rata memiliki visi misi untuk bisa membantu banyak perempuan di luar sana agar bisa berdaya guna di tengah virus yang merajalela.


Bicara mengenai tentang pemberdayaan diri, peran perempuan semakin dibutuhkan untuk adaptasi secara berkelanjutan karena virus ini belum tahu kapan berakhirnya, dan karena efek terbesarnya adalah memporak-porandakan sendi-sendi perekonomian masyarakat, maka kondisi seperti ini tidak bisa membuat perempuan bergantung pada orang lain, apalagi menyalahkan keadaan.


Tetapi, perempuan sering kali berpikir jika dirinya tidak berguna, selalu merasa kurang, bahkan menyalahkan segala sesuatu yang menimpa pada keluarganya, seperti beberapa kalimat di bawah ini:


“Ah nggak mungkin aku bisa membeli sebuah rumah, aku hanya seorang janda anak tiga”,


“Aku orangnya tuh ngikut aja, nggak mau berdebat”,


“Aku hanya seorang IRT, tidak berkarir seperti tetanggaku, kerjaanku hanya seputar dapur dan anak-anak”,


“Ah aku hanya lulusan SD, hanya pantas jualan sembako”,


Menyikapi beberapa kalimat di atas, apalagi bertujuan untuk bisa bangkit dari masa pandemi ini, maka pemberdayaan diri pada perempuan penting untuk disosialisasikan.


Apa itu Self Empowerment?


Pemberdayaan diri atau self empowerment secara umum adalah suatu konsep memaksimalkan dan memanfaatkan segala potensi dalam diri untuk meningkatkan produktivitas. 


Secara sederhananya dijelaskan oleh Devi A. Susilo, M.Psi., psikolog klinis dalam websitenya¹ bahwa self empowerment adalah proses pemberdayaan dan aktualisasi potensi diri kita secara maksimal.


Pakar psikolog lainnya, yaitu Nur Chasanah, S.Psi., dalam websitenya² juga mengatakan bahwa konsep self empowerment itu sendiri akan menjadi lebih kuat jika dibarengi dengan self efficacy, yaitu suatu bentuk keyakinan diri untuk mencapai sikap yang positif. 


Kedua konsep tersebut sekilas memang berbeda tetapi jika kita mampu memahami lebih dalam maka keduanya memiliki keterikatan yang erat.


Seberapa Penting Self Empowerment?


Perempuan yang memiliki self empowerment tinggi maka tingkat kecemasannya rendah karena memiliki kendali akan hidupnya sendiri sehingga jauh dari kondisi stres, begitupun sebaliknya. Untuk itu perempuan harus bangkit dimulai dengan mengukir kekuatan di dalam diri sendiri.


Kriteria Kemampuan Seseorang dan Langkah Mudah untuk Self Empowerment


Dari ulasan kedua pakar tersebut, dapat disimpulkan beberapa kriteria kemampuan dan langkah yang bisa dilakukan perempuan untuk membentuk self empowerment, antara lain:


1. Sense of meaning, perempuan memiliki kemampuan untuk peka dan mengenal dengan sebenar-benarnya siapa dirinya.


Mulailah langkah ini dengan memahami kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri dan pada lingkungan seperti keluarga, kualitas pertemanan dan mungkin karakteristik kota dan adat budaya. Poin yang tak kalah pentingnya adalah dengan tidak mudah menyalahkan diri, lebih baik memaafkan kesalahan di masa lalu.


2. Sense of competensi, perempuan memiliki kemampuan untuk memahami kompetensi dalam diri hingga akhirnya dia menjadikan kompetensi tersebut untuk meraih prestasi.


Langkah ini memerlukan pemahaman terhadap value atau nilai di dalam diri, istilahnya memiliki prinsip hidup yang kuat, seperti prinsip kebaikan, kebenaran, keadilan dan kesetaraan.


Nilai ini akan menjadi kompas yang akan mengarahkan kepada hidup yang tepat dan bermakna, sehingga membuat perempuan cukup percaya diri untuk berkompetensi.


3. Sense of determination, perempuan mampu untuk meyakini pilihan-pilihan yang ada dalam hidupnya. Dia merasa yakin bahwa pilihannya tersebut adalah yang terbaik.


Diawali dengan cara menentukan list tujuan (set your goals), Langkah ini membutuhkan penjabaran tujuan jangka pendek dan panjang, kemudian rumuskan rencana konkrit yang dapat segera dilakukan.


Langkah selanjutnya membangun skills and more practice. Ketika sudah menentukan tujuan, perempuan harus terus mengasah ketrampilan dan berlatih. Tentu saja Langkah ini membutuhkan kesabaran dan kegigihan, untuk itu nikmatilah prosesnya, dan pantang menyerah. 


Dalam menjalani prosesnya berikan beberapa pilihan agar tidak terlalu keras pada diri sendiri, pastikan setiap keputusan yang diambil sudah melewati beberapa pertimbangan sehingga mengetahui konsekuensinya. 


Dan jangan lupa rayakan keberhasilan yang dicapai, sekecil apapun, tepuk tanganlah atas diri yang sudah berusaha, kuncinya adalah konsisten-rayakan-ulangi.


4. Self of impact artinya kepekaan dalam diri perempuan untuk mampu menghasilkan atau memproduksi sesuatu yang lebih baik.


Tahukah bahwa komunitas itu sangat penting? terlebih komunitas yang memiliki visi dan tujuan yang sama. Dengan bergabung dalam komunitas, maka perempuan akan mendapatkan dukungan dan proses self empowerment menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.


Dengan aktif menyalurkan sebagian dari kelebihan dan kekuatan yang dimiliki perempuan  pada lingkungan sekitar, menjadi tahapan paling optimal dalam langkah self empowerment.


Proses mampu menghasilkan ini kemudian ditularkan secara pelan-pelan kepada orang lain dan lingkungan, maka akan membentuk sebuah siklus self empowerment yang terus berputar, berkembang dan memberikan kontribusi positif kepada perempuan lain dan lingkungan sekitarnya. 


Dengan setiap perempuan di Indonesia dapat memberdayakan dirinya, maka keterpurukan hanya ada dalam angan-angan dan di kehidupan nyata, perempuan akan mampu menjalankan perannya untuk bangkit dari masa pandemi lalu meraih kesuksesan serta kebahagiaan dalam karir dan keluarganya. 


**


#kelasmenulisartikellomba

#trainingjoeraganartikel

#joeraganartikel


Daftar Pustaka

¹Radjoetasa, 2020, “8 Langkah Self Empowerment”, Diakses pada 26 Maret 2021.


²Chasanah, Nur. 2020, “Bangkit di Tengah Pandemi dengan Self Empowerment dan Self Efficacy”. Diakses pada tanggal 26 Maret 2021.


Note: Mohon maaf link web tidak bisa disematkan karena tidak diizinkan oleh pihak FB. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5. Please ... Don't Judge The Book From The cover

"Maju Bukan Karena Dipuji ,  Mundur Bukan Karena Dicaci" Hai pejuang bloger ...  Pernah nggak ngalamin kalau kita tuh  dinilai dari suara kita ? Belum pernah bertemu, hanya komunikasi lewat chat. Bukan pula komunikasi sebagai teman, Apalagi sahabat, ini bicara tentang pekerjaan. Saya cerita lagi boleh ya ... Setelah pekerjaan yang dia bekerja tapi tidak digaji di cerita saya sebelumnya  https://iethajannah.blogspot.com/2020/06/mau.html , saya lalu dibuat kecewa. duhhh baper banget kayaknya hahahhaha. Saya tuh merasa kehilangan pekerjaan, sehingga saya merasa setelah ini saya kerja apa? Bayang-bayang mencari pekerjaan sulit membuat saya memiliki kekawatiran berlebih. Selama tiga hari saya menangisi pekerjaan saya yang saya sangat kecewa dengan kamuflase dan kebohongan. Babe walaupun di satu sisi senang saya akhirnya menyadari dan berhenti bekerja, toh ikut merasakan kesedihan dan kesusahan saya. Babe bilang, di luar sana masih banyak pekerjaan yang lebih mumpuni dan berkualita

6. Kekuatan Itu Bernama Mental

Hai pejuang bloger ... Pernah punya pengalaman nekad nggak ? nekad dalam usaha ... maksutnya, tidak ada persiapan khusus, namun mengambil keputusan spontan hanya karena sebagian hati mengatakan ini hal yang patut dicoba, dan sebagian lainnya menguji keberanian melakukan sesuatu yang baru. Itu terjadi sama saya, waktu memutuskan untuk berjualan roti. saya suka roti ... apalagi tinggal makan hahahahah roti itu mengingatkan saya akan masa kecil. duluu banget waktu masih duduk di bangku SD Setiap sore, saya menunggu abang roti lewat dengan mobil bergambar koki memegang roti hangat. dulu cara penjualan roti dengan menjemput bola, masih jarang dititip ke warung atau swalaayan, padahal seingat saya lebih keren seperti saya kecil dulu. mobil roti itu lewat sekitar jam 16.00 lalu sambil membunyikan musik panggilan roti, anak-anak akan segera mendekat, lalu merayu orang tua mereka untuk membeli. hampir setiap hari, tukang roti tahu bahwa daerah perumahan terkenal dengan anak-anak yang bisa membu

3. PUSH YOUR LIMIT

Holla pejuang bloger … Masih semangat donk yaaa … Jumpa lagi dengan saya, dalam pembahasan bisnis ala saya. Jika kemaren kita sedikit mengulas reseller dan dropship, diujung tulisan saya, saya sedikit menyinggung agar kita bisa push limit. Sebenarnya apa sih push limit itu ? dan kapan waktu yang tepat kita perlu untuk mengepush limit kita ? Push limit diartikan pemaksaan di batas kemampuan kita, seperti kondisi dimana kita dipaksa untuk bisa melakukan sesuatu. Waktunya kapan ? yaa tergantung kebutuhan, berikut saya coba paparkan dari apa yang disadur dari group pasukan B Erl Cosmetic. Push yourself because no one else is going to do it for you. Sebagai contoh banyak yang tidak sadar bahwa pandemi Covid-19 mampu mengubah pola hidup sebagian besar manusia. Sebelum virus ini menyebar, kita semua memiliki alasan masing-masing yang dijadikan pembenaran atas kebiasaan yang kita lakukan. Ada yang setiap hari kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak baik sehingga ia ter