Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Tips Praktek Personal Branding Dunia Digital

Tema "Personal Branding" pernah saya bahas di blog ini. Jadi setelah belajar di beberapa kelas online masalah optimasi media sosial, saya berkesimpulan bahwa media sosial yang kita punya ini adalah ladang kita untuk menguatkan personal branding. Postingan saya sebelumnya bisa dibaca di link 👉👉  media-sosial-untuk-personal-branding Sebelum lanjut lebih jauh, kita perlu mengingat kembali apa arti Personal Branding. Personal branding adalah proses memasarkan diri dan karier melalui suatu citra yang dibentuk untuk khalayak umum. Layaknya produk atau jasa, brand personal memberikan gambaran tentang pengalaman yang akan didapat konsumen ketika berinteraksi dengan pemilik brand. Dalam bahasa mudah saya, membentuk citra diri tapi bukan pencitraan, bukan gimik, bukan yang isinya kepalsuan, tidak natural. Namun, lebih memberikan ciri khas pada diri kita, lebih luas lagi ke bisnis kita. Lalu bagaimana caranya? Beberapa tips dari saya ini diperoleh dari rangkuman catatan saya selama me

Paham dan Kenali Emosi Sejak Dini

  Masih dalam satu momen di postingan saya sebelumnya (klik link  Mental Health  ) yaitu saat saya menghadiri seminar parenting, selain membahas Inner Child untuk kestabilan dan kesehatan mental orang tua. Saat itu yang menjadi salah satu variabel pembahasan adalah mengenal emosi. Apa sih emosi itu? Mengapa harus dipahami dan diaplikasikan dengan benar sejak dini? Yup! pembahasan kali ini serius yak ☺ So, sebelum membahas itu, saya mau cerita dulu. saya tuh orangnya suka anak-anak. sejak saya duduk di bangku kuliah, saya mulai dekat dengan anak-anak, mudah jatuh cinta kepada mereka karena sepertinya mereka nyaman dengan saya, padahal saya termasuk galak loh. Saat itu buat saya anak-anak itu media saya untuk belajar. Belajar memahami bahasa mereka, belajar sabar menunggu apa yang akan mereka katakan, dan belajar untuk welas asih dengan mereka. Anak adalah peniru ulang, apapun kejadiannya baik ataupun tidak, orangtua berkewajiban untuk memberikan contoh terus menerus, tidak hanya sekali

Do and Don't dalam Bersosial Media

  Sosial media sudah bukan barang mahal, apalagi barang khusus untuk orang tertentu. Dewasa ini sosial media sudah menjadi sebuah kebutuhan. masing-masing aplikasi di media sosial memiliki algoritma masing-masing, yang mana jika kita tak cermati, akan tidak optimal penggunaannya. Apa sih algoritma itu? lalu mengapa begitu penting memahami algoritma di masing-masing sosial media? Algoritma adalah seperangkat aturan matematika yang menentukan bagaimana sekelompok data berperilaku. Maka jika didalam media sosial maka algoritma ini sangat penting dalam menentukan validitas dalam penetapan akun dan konten media sosial. Media Sosial apa yang biasa Anda pakai untuk menunjang kebutuhan Anda? basicnya biasanya adalah facebook, instagram, blog, twitter, pinterest, linkedln dan lain sebagainya. Dahulu saat baru mengenal media sosial dan mulai bersosial media, saya rajin memposting cuitan saya di friendster, mungkin buat Anda yang lahir 83-an masih sempet jumpain. saya tuh sukaaa cerita lewat tuli

Sungai Belanda, Traveling Eksotik di Pulau Borneo

Saya sebenarnya bukan type traveling lover 😆, kenapa? saya tuh mabokkan sih. naik bis mabok, naik pesawat saat landing atau take off mabok, naik mobil jarak jauh mabok, naik kapal apalagi 🤣 Tapi kenapa juga saya akhirnya bisa berada di kota Bontang? padahal butuh 6 jam perjalanan darat atau 1/2 jam jika menggunakan pesawat menuju kampung halaman saya di Balikpapan. Semua karena saya harus hijrah mengikuti suami yang pindah pekerjaan ke kota taman tersebut, tepatnya tahun 2013 kami sekeluarga pindah dan saya menjadi IRT dan resign dari pekerjaan yang sudah 7 tahun saya geluti. Anak saya yang pertama saat itu sudah berumur 5 tahun, dan yang kedua baru 9 bulan, keseharian saya biasa aja, tidak pernah berwisata ke pantai berbas, ke hutan mangrove, dan tempat lain di bontang karena kami masih adaptasi, dan saya orangnya suka mabokkan buat ikutan jalan-jalan, nggak asik. Hingga 4 tahun kemudian, tahun 2017, saya diajak salah satu sahabat yang memang sudah lama menetap di bontang untuk ikut

Mental Health Berpengaruh terhadap Pola Asuh Anak

Ada sebuah pertanyaan menggelitik ketika saya menghadiri sebuah seminar parenting, petanyaan itu awalnya membuat seisi peserta seminar terheran-heran, bahkan beberapa protes. Merasa bahwa pertanyaan itu tak butuh jawaban. Apa pertanyaannya? "Sudahkan Anda bahagia mengasuh anak Anda?" Spontan semua tersenyum, tertawa bahkan kompak berseru "tentu saja bahagia", Sang pemberi materi dalam seminar itu lalu menghilangkan senyumannya. Ia lalu berkata, bahwa seharusnya para peserta jujur tehadap dirinya sendiri. Para peserta saat itu juga mulai banyak yang memikirkan kata-kata sang pembicara. beberapa sudah mulai berubah tanggapannya, beberapa ada yang tetap dengan pendiriannya. Sang pemateri akhirnya menampilkan sebuah video, video itu berisi tentang pola asuh orang tua karena Inner child nya belum pulih. Apa itu Inner child? Inner child adalah sekumpulan peristiwa masa kecil yang baik atau buruk, dan membentuk kepribadiaan seseorang hingga dewasa. Jika seseorang memilki I

Teman Menyenangkan

Mowning Pejuang Keluarga, Saya tuh type orang yang sukaaaa banget di rumah. Menurut saya di rumah tuh bikin saya bisa ngelakuin apa aja. Ya nunaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu, juga bisa berproduktif di dalam rumah. Ngerasain produktif di luar rumah juga pernah, Zaman belum menikah dan punya anak satu, saya bekerja di kantor telekomunikasi hingga 7 tahun lamanya. Namun, setelah lahir anak ke-2, suami mengajak saya hijrah ke kota lain dan saya memutuskan untuk tidak bekerja lagi dan menjadi IRT dan jualan online akhirnya menjadi kesibukan saya sehari-hari. Bicara masalah teman, mulai dari zaman kuliah hingga sekarang masalahnya di saya cuma satu. saya tuh suka salah mengambil kesimpulan tentang pertemanan. Akhirnya ujung-ujungnya saya juga yang kecewa. Saya banyak bertemu dengan teman yang covernya selalu baik, bahkan ada beberapa yang baiknya banget-benget. Yang salah tuh saya, sekali lagi ya, yang salah itu sayanya. Dapet perilaku baik dari temen membuat saya bergantung d