Mowning Pejuang Keluarga,
Saya tuh type orang yang sukaaaa banget di rumah.
Menurut saya di rumah tuh bikin saya bisa ngelakuin apa aja.
Ya nunaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu, juga bisa berproduktif di dalam rumah.
Ngerasain produktif di luar rumah juga pernah,
Zaman belum menikah dan punya anak satu, saya bekerja di kantor telekomunikasi hingga 7 tahun lamanya.
Namun, setelah lahir anak ke-2, suami mengajak saya hijrah ke kota lain dan saya memutuskan untuk tidak bekerja lagi dan menjadi IRT dan jualan online akhirnya menjadi kesibukan saya sehari-hari.
Bicara masalah teman, mulai dari zaman kuliah hingga sekarang masalahnya di saya cuma satu. saya tuh suka salah mengambil kesimpulan tentang pertemanan. Akhirnya ujung-ujungnya saya juga yang kecewa.
Saya banyak bertemu dengan teman yang covernya selalu baik, bahkan ada beberapa yang baiknya banget-benget. Yang salah tuh saya, sekali lagi ya, yang salah itu sayanya. Dapet perilaku baik dari temen membuat saya bergantung dengannya, ya saya kalau merasa nyaman, aman, seru versi saya ya saya bakalan mepett sama tuh orang. Kemana-mana bareng, curhat udah kek dia sodara sendiri, semua mua diceritain, bahkan terkadang posesive saya tuh keluar.
Nah yang saya belum bisa nerima adalah,saat ada perselisihan, ada cekcok, ada istilahnya teman makan teman, atau gebetan diambil teman, saya tuh langsung menghindar dan nggak bisa berteman lagi.
Saya teraamat kecewa dan memilih menjauh, ihhhhh nggak jelas kan saya? jangan ditiru yakk! hehehehehe
Tapi dari sikap jelek saya ini, saya akhirnya berproses dan belajar dari semua kejadian.
Saya berusaha memperbaiki arti teman menyenangkan versi saya, diantaranya :
1. Berteman jangan melihat cover luarnya
Baik, menyenangkan, sangat mudah dijadikan teman dan sahabat, tapi jangan menutup mata kita untuk melihat seseorang yang galak, tegas, ngga jaim, nyablak sebagai orang yang nggak asik buat diajak berteman.
Hingga saya dewasa sekarang, malah teman-teman yang covernya jarang disukai ini, malah berpotensi menjadi teman yang sangat setia, menyenangkan, apa adanya dan bisa have fun juga kok.
2. Berteman jangan dengan ekspektasi tinggi
Ini bukan hubungan yang bakal terus mempengaruhi hidup kita, kan?
so bertemanlah dengan porsi yang tepat. Tidak berlebihan, tidak juga kekurangan amunisi nyamannya.
Hei! temanmu juga punya dunia sendiri kan?
temanmu punya masalah yang nggak selalu ia ceritakan kan?
dan temanmu punya hak untuk mencintai dan dicintai oleh orang lain, kan?
teman yang posesive itu menakutkan, dan tentu saja tidak menyenangkan.
3. Berteman jangan ada maunya
Istilahnya cari panggung gitu,
Nggak pernah berteman, ehhh suatu saat melihat teman kita sukses bisnisnya, sukses sekolahnya bahkan sukses jadi artis, ehhhh rebutan pada ngaku kalau kita temannya.
Bilang bahwa itu teman saya, lalu mengarang banyak cerita hingga membuat image kalau kalian berteman dekat. duhhh pansos ternyata nggak cuma di dunia bisnis ya, di dalam dunia pertemanan pansos ini juga sering dijumpai zaman sekarang.
Dan biasanya, kita yang sedang berada di puncak kesuksesan, suka terlalu baik, terlalu naif, hingga terlalu terlena sampai-sampai melupakan teman yang selama ini support kita, duhh jangan sampai ya.
4. Berteman jangan ngomongin kekurangan diri
Saya pernah nemuin saat Reuni SD dan SMP sekolah saya.
Namanya sudah 20 tahun tidak bertemu, pasti donk ya teman-teman semua sudah berbeda secara fisik dan mentalnya.
Bapak-bapak rata-rata memiliki perut yang membuncit, yang six pek mah bisa diitung, heheheh
yang perempuan juga ada yang bongsor, ada juga yang dari dulu kurusss mulu.
yang ganteng bisa jadi biasa aja sekarang, sedang yang dulunya letek tau-tau bisa gandeng dan terawat.
sama halnya dengan yang dulunya primadona sekolah, ehhhh begitu ketemu sekarang, biasa aja, nggak secantik yang dulunya nggak terawat, blonteng-blonteng wajahnya.
So, itulah perputaran hidup kan ya?
Tidak ada yang pernah tahu apa yang sudah dilalui oleh masing-masing orang.
Pun tidak ada yang tahu seberapa berat usaha seseorang menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan langsing.
Nah yang banyak terjadi adalah di koum perempuan,
Yang bongsor mengeluh bolak balik dengan yang berbadan ramping, menyalahkan keadaaan, membandingkan dengan keadaan si teman perempuan lainnya yang belum menikah. duhhhh dalem, hingga tak ada rasa syukurnya.
Padahal yang ramping tadi bisa jadi pengen bongsor biar montok, akhirnya isi pembicaraan hanya seputaran masalah badan, lupa dengan menanyakan kabar. duhhh, nggak asik banget obrolannya, 20 tahun tidak bertemu malah asik ngobrolin mslh badan.
saya saat itu, justru tertarik dengan satu orang yang sama sekali nggak ada ngomongin atau ngomentarin fisik. dia adalah teman kecil saya, tetangga rumah saya, beda agama, namun saya suka cara dia berteman, menanyakan kabar, keseruan punya anak, bagaimana menjadi IRT, aihhh seru lah, bahkan kami bisa saling nostalgia zaman kecil kami, main di danau, main masak2an, waaa seru deh.
Maka saat Reuni, jangan lagi deh jadi teman yang menyebalkan, yang cuma konsen ngobrolin di penampilan dan pencapaian.
5. Berteman itu jodoh
Beberapa kali bertemu teman yang baik dan tidak, tidak mengapa. toh kita juga tak sempurna, kan?
terkadang mulut nih nggak pakai tenggorokan kalau ngomong, ngomentarin fisik, ngomentarin rumah tangga orang, ngomentarin kesibukan, bahkan membandingkan dengan kehidupan yang dulu.
jangan sampai deh, saya pelan tapi pasti bertobat dengan hal seperti itu.
Namun berteman itu jodoh, pasti banyak membawa banyak hikmah dan tujuan dalam hidup kita.
Jika sudah tau tabiat teman kita yang kurang baik,ingatlah kita selalu punya pilihan untuk bisa memilih teman yang lebih baik.
Jika mendapatkan teman yang baik pun, kita punya pilihan untuk menjalin silaturahmi ke jenjang yang serius, ehhhh siapa tahu bisa jadi jodoh kan? hahahahhaha
Berteman yang menyenangkan setiap orang pasti punya versi masing-masing, buat saya 5 hal diatas adalah versi saya melihat dan mencari teman yang menyenangkan.
Bagaimana dengan versimu?
Selamat beraktifitas hari ini,
selamat bertemu dan berteman dengan teman yang baru hari ini,
siap untuk menjalin silaturahmi dengan niat yang baik dan membawa manfaat buat orang lain,
aamiin.
#30dayswritingchallengesahabathosting
Sippp.... Sepakat
BalasHapusmakasih mbakku
HapusSetuju mbak.
BalasHapusSaya pernah ketemu dengan seseorang yang awalnya kelihatan baik banget. Setelah kita kenal lebih dekat ternyata dia nggak bisa dipercaya. Dia suka mencari-cari kesalahan orang lain supaya dia kelihatan lebih baik.
Jadi belakangan saya malah jaga jarak sama dia...