Langsung ke konten utama

2. Mau Jadi Produsen atau Reseller ? (PART II)



Assalamualaikum ...

Hai pejuang bloger,
apa kabar malam ini ?
kembali bersama saya dengan melanjutkan pembahasan kemaren.

Wait ...
Sebenernya apa sih tujuan saya membuat pembahasan masalah antara produsen dan reseller ?
Sekali lagi saya katakan saya bukan ahlinya,
adanya blog ini bisa memberikan saya keleluasaan dalam menuangkan ilmu yang saya dapat dan dengan rencana bisnis saya ke depan.

So ... dasarnya memang lebih kepada opini saya dan juga sumber ilmu dari beberapa kelas online bisnis yang saya ikuti.

Lalu mengapa sih ini menjadi sangat penting buat saya ?
Sebagai pelaku bisnis yang mana saya sebagai produsen dan juga reseller, maka saya ingin berbagi pengalaman dan sharing ilmu yang pernah saya dapatkan.
Dalam hal ini, tidak hanya menguntungkan buat yang membaca, namun lebih kepada menjaga tekad saya untuk bisa mewujudkan Odys Food sebagai suatu usaha rumahan yang memproduksi jenis makanan beku yang home-made, bebas MSG, bebas pengawet, higenis, sehat dan bisa membuka peluang buat siapapun yang memiliki prinsip yang sama dengan prinsip kami untuk menjadi partner kerja dalam Odys Food family maupun menjadi karyawan. Tentunya tetap berasaskan kemanfaatan untuk sesama.

Bermanfaat untuk keluarga dengan memberikan rasa nyaman, 
harapan kami dengan adanya frozen food home-made maka ibu akan merasa tenang memberikan anaknya jenis makanan instan.
tidak kawatir dengan pengawet dan MSG yang berlebihan yang biasanya terdapat pada jenis makanan instan.

Oke ... 
Jika kemaren kita membahas 11 langkah awal untuk menjadi produsen, 
maka postingan kali ini saya akan mengambil tema dari posisi sebagai reseller.

Apa sih reseller itu ? lalu apa perbedaannya dengan dropship ?



Reseller adalah orang yang menjual kembali produk dari pihak supplier atau produsen kepada konsumen.
Reseller ini bukanlah bagian dari supplier. Untuk menjadi seorang reseller, kita harus mengeluarkan modal sendiri, dan membeli produk langsung kepada supplier, serta sebagian besar harus menyetok barang terlebih dahulu.

Namun seiring berjalannya waktu, dalam prakteknya mendaftarkan diri sebagai reseller, telah banyak kemudahan yang diberikan oleh distributor dan produsen.
Zaman sekarang, banyak perekrutan besar-besaran pasukan reseller yang mana tidak perlu menyetok barang banyak, namun cukup membeli barang lebih dari satu sudah bisa mendapatkan harga reseller, bahkan yang lagi menjamur, perekrutan reseller dilakukan dengan hanya membagikan postingan, mengisi data, dan membayar biaya admin yang biayanya di bawah 50.000 rupiah.

Kemudahan yang diberikan saat ini, menjadi semakin mengaburkan posisi dropship.
lalu apa sih dropship itu ?
drop shipper adalah orang yang menjual suatu produk dari supplier, namun tidak menyetok barang terlebih dahulu. Dropshipper hanya menjual kepada konsumen dengan memperlihatkan gambar produk.
Bila ada calon pembeli yang memesan, maka drop shipper akan meneruskan pesanan kepada supplier. Barang yang dipesan akan dikirim oleh supplier, atas nama drop shipper.

Dalam membina pasukan, tentu akan lebih mudah pada posisi reseller,
biasanya reseller akan dijadikan pasukan garda depan didalam mempromosikan produk tersebut.
Akan ada target dari produsen, pun akan ada reward untuk reseller yang bisa mencapai target dalam kurun waktu yang ditentukan.

Odys food sendiri sejak didirikan tahun 2014, 
hingga hari ini masih memiliki reseller satu orang di bontang.
sedangkan di balikpapan belum di sahkan sebagai reseller, karena semua bergerak atas dasar keluarga.

Dari sinilah suami bertekad untuk membuat pengalokasian gudang berada pada kota Balikpapan.
Kami membutuhkan team yang solid sebagai keeper dan reseller.
Pembahasan sudah dilakukan,
dan kami sedang menjalani tahap pembentukan tim.

Untuk itulah saya menuliskan rencana kami di blog ini juga,
agar saya bisa mengingat dan langsung menghubungkan dengan ilmu yang pernah saya dapat.
Blog ini sekaligus menjadi cerita perjalanan saya untuk mewujudkan tim Odys food.

menarik bukan ?

Namun bagi beberapa orang, reseller dipandang sebelah mata.
bahkan membuat pelaku reseller minder dengan produsen, padahal dalam pembahasan kemaren, jelas menunjukan bahwa menjadi produsen lebih berat tanggung jawabnya dibandingkan reseller. boleh dibaca ulang postingan pada link 

Berikut penyemangat reseller yang pernah saya dapatkan dari kelas online 



Ubah mindset kamu tentang reseller!⠀
.⠀
"Aku cuma reseller"⠀
"Seberapa gede sih reseller dapet duitnya?"⠀
.⠀
Ngomong-ngomong, itulah mindset kebanyakan para reseller. Jadi reseller itu dianggap bisnis kecil, dianggap "CUMA".⠀
.⠀
Padahal pikiran adalah awal dari tindakan. Kalau mikirnya "cuma" maka hasilnya juga cuma-cuma.⠀
.⠀
Padahal bisnis itu cuma 1 dari product yg dijualnya, yaitu product reseller & product owner/supplier.⠀
.⠀
Pertanyaannya :⠀
Apakah jadi reseller emang "cuma"?⠀
Apakah jadi reseller nggak keren ?⠀
Apakah jadi reseller nggak bisa kaya?⠀
Apakah jadi reseller cuma buat sambilan?⠀
Apakah barang reseller & owner berbeda?⠀
Apa reseller cuma buat loncatan dst?⠀
.⠀
Wiiihhh, kalau mikirnya begitu, pasti ilmunya baru setengah-setengah doang. Dan hasilnya pasti juga "segitu-gitu" doang...⠀
.⠀
Biar Anda jadi mikir bahwa reseller dan product owner itu sama kerennyaa, sama-sama bisa menghasilkannya, coba cek contoh ini :⠀
.⠀
1. Anda suatu hari nanti punya dealer mobil, btw itu product owner atau reseller?⠀
2. Anda suatu hari nanti punya 5 cabang minimarket Ind*mart atau Alf*mart, btw itu product owner atau reseller?⠀
.⠀
Jawaban :⠀
1. Dealer itu ya reseller dari pabrik motor bos!⠀
2. Minimarket/swalayan itu juga "CUMA" reseller dari sekian banyak pabrik produk yang di sana kan?
.⠀
Jadi, setelah baca ini, jadi mikir nggak reseller itu bisa gede dan sukses?⠀
.⠀
Reseller itu bukan sekedar "cuma reseller" loh !⠀
Yang "cuma" itu ya cuma ada di pikiranmu.⠀
.⠀
Apapun bisnis Anda, product owner atau reseller saat ini, pasti akan "JADI BOS " kalau ditekuni..⠀

(sumber dari pembinaan tim B Erl Cosmetics)

Nah ... kira-kira sudah cukup membakar semangat ?

kalau dilihat dari pernyataan diatas, bahwa menjadi reseller hanya butuh kemaauan untuk mengambangkan diri.
Biasanya setiap distributor akan memiliki leader penjualan yang mengurusi beberapa reseller dibawahnya.

Tapi pertanyaannya, apa sih leader itu ?
Leader atau lebih dikenal sebagai seorang pemimpin, baik dalam sebuah organisasi, perkumpulan  hingga bisnis.




Lalu apa fungsi leader ?
pastinya harus memberikan pengaruh pada sebuah organisasi, perkumpulan hingga bisnis.
untuk itu leader harus bisa mempertanggung jawabakan sukses downlinenya atau jaringan dibawahnya.

Leader bukan hanya untuk bisnis MLM ya..
Namun semua yang memiliki jaringan dibawahnya adalah seorang leader.

Yaitu ...
Distributor ...
agen ...
Reseller ...
owner atau pemilik bisnis ..
bahkan mereka yang masih sendirian di bisnisnya pun adalah leader bagi pelanggannya, minimal untuk dirinya sendiri.

Untuk itulah, dengan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh seorang leader, maka seorang leader harus memilikikemampuan khusus untuk menjalankan  tugasnya, terutama membina jaringan dibawahnya dan mampu mencetak leader kembali. Pembahasan mengenai leader akan saya lanjutkan esok hari ya ...

Odys food nantinya akan dibentuk dengan susunan tim yang memiliki leader,
untuk saat ini, kami selaku owner Odys Food menjadi leader buat kami sendiri dan satu reseller kami.

Perubahan harus dilakukan,
Susunan bisnis dalam Odys food harus besinergi dan memilki para leader dan reseller yang kuat.
namun sebelum jaringan kuat,
owner haru kuat terlebih dulu, terus bergerak, terus menimba ilmu, dan mempraktekan dalam sebuah tindakan nyata.

terima kasih sudah membersamai untuk langkah awal ini,
semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi..

sampai jumpa esok hari ya ... 







Komentar

  1. Saya mau jadi konsumen aja Mbak? Hehe, dulu pernah jd reseller tapi gagal di tengah jalan. Bukan Karena enggak bakat, tapi karena malas, he

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha ... iyes gpp say ...

      kalau ada waktu melipir say ke fb saya, jual banyak macam saya, dibilang palugada boleh juga hahahahha

      https://www.facebook.com/iethasejati

      Hapus
  2. Saya sama dengan Mbak Salbiah.. Sepertinya berjualan barang bukan hal yanh disukai. Jadinya, jualan tulisan aja.. he he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ihh keren ituuu ...

      share ya mba kalau ada info kelas menulis

      Hapus
  3. Saya punya banyak pengalaman dagang, tapi dulu mah seringnya ikut MLM gitu. Hehe. Skrg udah puas jadi reseller buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah keren kok mak ...
      pasti pengalamannya banyak dan mentalnya juara

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5. Please ... Don't Judge The Book From The cover

"Maju Bukan Karena Dipuji ,  Mundur Bukan Karena Dicaci" Hai pejuang bloger ...  Pernah nggak ngalamin kalau kita tuh  dinilai dari suara kita ? Belum pernah bertemu, hanya komunikasi lewat chat. Bukan pula komunikasi sebagai teman, Apalagi sahabat, ini bicara tentang pekerjaan. Saya cerita lagi boleh ya ... Setelah pekerjaan yang dia bekerja tapi tidak digaji di cerita saya sebelumnya  https://iethajannah.blogspot.com/2020/06/mau.html , saya lalu dibuat kecewa. duhhh baper banget kayaknya hahahhaha. Saya tuh merasa kehilangan pekerjaan, sehingga saya merasa setelah ini saya kerja apa? Bayang-bayang mencari pekerjaan sulit membuat saya memiliki kekawatiran berlebih. Selama tiga hari saya menangisi pekerjaan saya yang saya sangat kecewa dengan kamuflase dan kebohongan. Babe walaupun di satu sisi senang saya akhirnya menyadari dan berhenti bekerja, toh ikut merasakan kesedihan dan kesusahan saya. Babe bilang, di luar sana masih banyak pekerjaan yang lebih mumpuni dan berkualita

6. Kekuatan Itu Bernama Mental

Hai pejuang bloger ... Pernah punya pengalaman nekad nggak ? nekad dalam usaha ... maksutnya, tidak ada persiapan khusus, namun mengambil keputusan spontan hanya karena sebagian hati mengatakan ini hal yang patut dicoba, dan sebagian lainnya menguji keberanian melakukan sesuatu yang baru. Itu terjadi sama saya, waktu memutuskan untuk berjualan roti. saya suka roti ... apalagi tinggal makan hahahahah roti itu mengingatkan saya akan masa kecil. duluu banget waktu masih duduk di bangku SD Setiap sore, saya menunggu abang roti lewat dengan mobil bergambar koki memegang roti hangat. dulu cara penjualan roti dengan menjemput bola, masih jarang dititip ke warung atau swalaayan, padahal seingat saya lebih keren seperti saya kecil dulu. mobil roti itu lewat sekitar jam 16.00 lalu sambil membunyikan musik panggilan roti, anak-anak akan segera mendekat, lalu merayu orang tua mereka untuk membeli. hampir setiap hari, tukang roti tahu bahwa daerah perumahan terkenal dengan anak-anak yang bisa membu

3. PUSH YOUR LIMIT

Holla pejuang bloger … Masih semangat donk yaaa … Jumpa lagi dengan saya, dalam pembahasan bisnis ala saya. Jika kemaren kita sedikit mengulas reseller dan dropship, diujung tulisan saya, saya sedikit menyinggung agar kita bisa push limit. Sebenarnya apa sih push limit itu ? dan kapan waktu yang tepat kita perlu untuk mengepush limit kita ? Push limit diartikan pemaksaan di batas kemampuan kita, seperti kondisi dimana kita dipaksa untuk bisa melakukan sesuatu. Waktunya kapan ? yaa tergantung kebutuhan, berikut saya coba paparkan dari apa yang disadur dari group pasukan B Erl Cosmetic. Push yourself because no one else is going to do it for you. Sebagai contoh banyak yang tidak sadar bahwa pandemi Covid-19 mampu mengubah pola hidup sebagian besar manusia. Sebelum virus ini menyebar, kita semua memiliki alasan masing-masing yang dijadikan pembenaran atas kebiasaan yang kita lakukan. Ada yang setiap hari kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak baik sehingga ia ter