Dear pejuang bloger ...
Well saya per hari ini, sudah berjanji bakalan mulai aktif menulis di blog saya yang baru kemaren
saya buat.
Membuat rutin itu tidak mudah,
Pastinya ada due date dan target yang akan kita kejar.
Due datenya yaa pokok harus setiap hari, minim sehari sekali posting.
Lalu targetnya? Saya kali ini pengen ngomongin masalah bisnis..
Saya tentu bukan pakarnya, so ... apa yang saya tulis tentang bisnis selain dari terjun lapangan
langsung, juga dari materi yang saya dapatkan dari kelas bisnis dengan coach handal dan sudah
terbukti kredibilitasnya.
Sebut saja teteh Indari Mastuti owner PT IBU, Ummi Aleeya founder Joeragan Artikel, Tendi Murti
founder KMO yang mana secara rutin saya ikuti kelas onlinenya.
Sedangkan untuk tontonan bisnis yang lagi suka saya tonton tuh channel you tube nya kang
Dewa Eka Prayoga dan bunda cantik B Erl Cosmetics.
Semua mentor dan coach menurut saya memiliki keunikan masing-masing, dan saya merasa
terinspirasi dari mereka.
Oke pembahasan saya malam ini bertajuk "Mau jadi produsen atau reseller?"
Jujur ya dear, saya tuh sekarang berada pada dua posisi tersebut. Yes saya adalah produsen
frozen food home-made dengan nama Odys Food, dan saya juga reseller dari beberapa produk
yang lagi kekinian menjamur saat ini.
Saya cerita sedikit ya tentang Odys Food.
Berdiri dari sejak tahun 2014, odys food awalnya hanya memproduksi nugget ayam, dan
motivasi saya membuat nugget sampai sekarang adalah karena anak saya kynan yang tidak
suka makan sayur.
Kynan lebih suka makan keringan dnegan nugget dan ayam krispi, namun saya memikirkan
nutrisi yang masuk dalam tubuh kynan.
Maka saya nggak mau kynan banyak mengonsumsi makanan beku yang menggunakan MSG dan
pengawet.
Untuk itu saya berusaha mencari resep dan mencoba membuatnya, alhamdulillah berhasil dan
kynan sangat suka.
Dari adonan nugget yang tanpa MSG, tanpa pengawet, daging ayam hanya bagian dada, dan saya
bisa memasukkan sayuran, maka saya tak lagi kawatir kynan makan keringan.
Hingga akhirnya, banyak teman-teman kynan yang kebetulan pernah makan di rumah saya,
akhirnya ikut minta dibelikan oleh orang tua mereka.
Jadilah nugget odys food sebagai salah satu lauk frozen food yang sangat dicari oleh para emak
yang memiliki tujuan sama dengan saya.
Alhamdulillah sekarang sudah menginjak tahun ke 5, dan saya terus belajar untuk
mengembangkan bisnis frozen food home-made ini dengan menambah variannya.
Kita mulai yuk pembahasannya ... maapkan ngalor ngidul bahasanya 😁
Okey.. saya akan mulai dengan membahas tentang menjadi seorang produsen. Sumber kali ini
saya ambil dari kelas online teteh Indari Mastuti yang pernah saya ikuti dalam tajuk "Tips khusus
buat produsen biar banjir orderan".
Siap yakk?
Menjadi produsen itu banyak hal yang harus diurus.
Antara lain produksi (seperti mencari bahan baku, bagaimana produksinya, bagaimana
packingnya, dll) hingga mengelola jaringan pemasaran juga.
Nah, ada yang sudah siap menjadi produsen?
Jujur saya pribadi juga belom sempurna menjadi seorang produsen, sementara hanya bisa
produksi dengan stok tak banyak karena belum ada pasukan yang membantu dalam produksi
produksi.
Tapi setidaknya, setiap proses tumbuh kembang Odys Food ini saya jalani dengan penuh suka
cita, bersabar dan terus melangkah.
Buat kamu yang baru aja terjun atau sudah menjadi produsen,
yukk kita simak langkah-langkah
siap untuk menjadi produsen ...
*Satu, memilih produk*
Pastikan produk Anda harus berbeda dengan produk yang sudah ada di pasaran.
Kalau pun produk tersebut sudah ada di pasaran, maka Anda harus kenali apa keunggulan
produk Anda.
*Dua, persiapkan brand*.
Pilih nama merek yang eye catching dan mudah diucapkan, sehingga lebih mudah diterima oleh
konsumen.
*Tiga, kenali hulu ke hilir".
Menjadi produsen maka Anda harus mengurus semua hal, dari hulu ke hilir.
Contoh mengurus dari hulu seperti: siapa vendor kainnya? atau beli bahan mentah di mana yang
akan Anda jadikan produk jadi?
*Empat, riset*.
Jangan asal produksi barang tanpa riset agar produknya kelak bisa sesuai dengan selera target
market.
Makanya, tidak mudah menjadi produsen karena Anda harus memikirkan semua hal, dari hulu ke
hilir. Jadi, berlatihlah jadi pemasaran dulu.
*Lima, STOP BAPER*.
Jangan sampai,
Nggak nemu bahan kain yang pas, langsung merasa nggak bakat berbisnis.
Produksi pertama dan gagal, langsung mutusin stop berbisnis
Karena, menjadi produsen itu banyak sekali tantangannya dan harus siap dihadapi.
Tantangan tidak hanya muncul dari sisi produksi saja.
Menjadi produsen, juga kerap menghadapi tantangan dari segi pemasaran.
Antara lain, gimana buat marketer semangat jualan, angka penjualan pernah menurun, konsumen
mulai jenuh jadi harus pintar cari inovasi, gimana mengelola jaringan pemasaran, dan yang
lainnya.
Coba bayangkan ketika menjadi produsen,
pernah harus menghadapi tantangan dari produksi dan pemasaran sekaligus?
Keduanya butuh solusi cepat dan tepat agar bisa bersinergi antara produksi dengan tim
pemasaran.
*Enam, PERBANYAK ILMU*.
Ibaratnya,
Sebelum terjun berbisnis, Anda sudah punya “senjata” untuk menghadapi semua tantangan.
Apapun tantangannya itu.
Dari mana pun tantangan itu.
*Tujuh, tentukan Anda butuh tim pemasaran apa?*
Misalnya, apakah butuh distributor, atau agen, atau reseller, atau hanya butuh marketer saja dulu?
*Delapan, tentukan apa benefit dan tugas mereka*
Anda harus buat rancangan, berapa target penjualan yang harus dicapai setiap hari, atau setiap
minggu, atau setiap bulan.
Seimbangkan dengan berapa keuntungan yang bisa mereka dapatkan dari setiap penjualan.
Anda bisa menyiapkan satu atau beberapa bonus bagi tim pemasaran yang berprestasi sebagai
motivasi.
*Sembilan, tentukan jumlah tim*
Pemasaran yang ingin Anda lakukan.
Anda harus punya target sendiri, yaitu ingin punya tim pemasaran berapa orang?
Contohnya gini,
Anda ingin punya 100 marketer.
Artinya, setiap hari melakukan prospek 20 orang per hari, dengan target 2 orang tertarik menjadi
marketer.
Maka, Anda bisa meraih 100 marketer dalam waktu 50 hari.
Segera buat pengumuman kalau Anda membuka peluang bisnis dengan menjadi tim jaringan
pemasaran Anda.
Anda bisa memasang di status FB, izin ke admin komunitas bisnis untuk mengumumkan
peluang bisnis tersebut, dan lainnya.
Contoh di Indblack punya standart tim pemasaran itu IRT, paham gadget, punya teman FB
minimal 1000 orang.
*Sepuluh, buat kurikulum*.
Sambil mencari marketer, Anda bisa membuat kurikulum untuk tim pemasaran.
Karena setiap hari Anda harus menyiapkan materi untuk pembinaan.
Antara lain:
Hari pertama => kasih product knowledge
Hari kedua => pentingnya berteman dengan 10 orang yang baru.
Hari ketiga => kasih tips prospek
Hari keempat => tanya apa saja masalah di lapangan
Hari kelima => training menjawab masalah di lapangan 1 (selalu ditolak saat prospek).
Hari keenam => training menjawab masalah di lapangan 2 (edukasi karena dibilang produknya
mahal).
Dst.
*Sebelas, buat grup*.
Langkah terakhir adalah membuat grup sebagai pusat komunitas Anda dengan para tim
pemasaran.
Nah gimana 11 langkah diatas? Semoga bisa menjadi amunisi yang handal ya untuk bisa menjadi
seorang produsen.
See yaa tommorow ...
Wah kebayang ya kalau jadi produsen memang perlu tenaga ekstra juga alias ada yang bantuin. Kalau reseller bisa jadi lebih fokus ke penjualan aja.
BalasHapusiya mba bener, semua ada beban kelebihan dan kekuranganya ya mba
Hapussaya menunngu info yang lain, terima kasih buat infonya. Bisa menambah wawasan saya
BalasHapusmasya Alloh ... makasih ya mba
Hapusmasih tahap belajar