Langsung ke konten utama

Tips Praktek Personal Branding Dunia Digital


Tema "Personal Branding" pernah saya bahas di blog ini. Jadi setelah belajar di beberapa kelas online masalah optimasi media sosial, saya berkesimpulan bahwa media sosial yang kita punya ini adalah ladang kita untuk menguatkan personal branding.

Postingan saya sebelumnya bisa dibaca di link 👉👉 media-sosial-untuk-personal-branding

Sebelum lanjut lebih jauh, kita perlu mengingat kembali apa arti Personal Branding.

Personal branding adalah proses memasarkan diri dan karier melalui suatu citra yang dibentuk untuk khalayak umum. Layaknya produk atau jasa, brand personal memberikan gambaran tentang pengalaman yang akan didapat konsumen ketika berinteraksi dengan pemilik brand.

Dalam bahasa mudah saya, membentuk citra diri tapi bukan pencitraan, bukan gimik, bukan yang isinya kepalsuan, tidak natural. Namun, lebih memberikan ciri khas pada diri kita, lebih luas lagi ke bisnis kita.

Lalu bagaimana caranya?

Beberapa tips dari saya ini diperoleh dari rangkuman catatan saya selama mengikuti kelas online "Optimalisasi Media Sosial".

1. Who are you?

Identitas itu penting! kamu mau dikenal sebagai siapa? sebagai apa? seberapa penting dan berpengaruhnya kamu terhadap perjalanan hidupmu.

Maka jika kamu adalah type orang yang sederhana, tampilkan kesederhanaanmu dalam sebuah kemasan yang unik, berbeda dengan yang lainnya.

Jika kamu adalah type orang yang suka belajar, maka tampilkan kesehariaanmu dengan persiapan, proses hingga selesai belajar.

Jika kamu adalah pedagang, maka tampilkan keseriusan berdagang dalam bisnis yang menarik, mulai dari promosi, testimoni, atau kesehariaan jualan.

Jika kamu seorang penulis, maka ciptakan cerita-cerita menarik di FB, IG dan status WA tentang kelas menulis yang kamu ikuti, tentang proses menulis buku, tentang lahirnya buku barumu, dan tentu saja tentang penjualan bukumu.

Seru bukan?

Lakukan dengan bahagia, lakukan dengan sadar, jadikan sebagai suatu rutinitas, hingga khalayak ramai akhirnya mengenal siapa dirimu.

2. Create your image

Image atau Citra bertujuan untuk memudahkan kamu membentuk personal branding tadi.

lawan kata dari image adalah Jaim, Jaga image. Dalam wikipedia dijelaskan bahwa Jaim (ja-im) adalah singkatan dari kata jaga-image yang merupakan suatu perilaku untuk menyembunyikan sikap yang sebenarnya dengan mengharapkan orang lain menganggap subjek sebagai seseorang yang memiliki kepribadian yang tenang, dan berwibawa.

Jaim sering kali bukan merupakan perilaku yang sebenarnya, dalam arti yang positif jaim lebih dimaksudkan pada sikap untuk menjaga perilaku agar tetap tenang dalam menghadapi situasi yang sulit.

Kata jaim sebenarnya tidak termasuk sebagai salah satu kosakata Bahasa Indonesia, ia muncul sebagai bahasa gaul yang digunakan di kalangan remaja. Namun pada penggunaannya kata jaim menjadi semakin umum digunakan bahkan dalam artikel-artikel di media masa. (sumber wikipedia)

dalam menetapkan image, saran saya agar terhindar dari pencitraan dan Jaim, maka jadilah diri sendiri. kamu tentu lebih mudah menjalaninya. Just be your self, kalau mereka suka, maka itu bonus, kalau mereka tidak suka itu urusan mereka.

Jadikan image dirimu dapat bermanfaat, memberi nilai kebaikan, memotivasi orang, dan meningkatkan personal brandingmu.

3. Tentukan visi dan misi

Personal branding pasti punya goals donk.

Maka sedari awal, visi misi dalam menguatkan personal brandingmu di media sosial harus jelas.

Jika visimu ingin dikenal sebagai seorang pengajar, maka misimu adalah memberikan banyak ilmu, hubungannya dengan medsos maka presentasikan ilmu tersebut melalui FB, IG bahkan status wa dalam kemasan yang cantik, sehingga orang lain tertarik.

Jika visimu ingin dikenal sebagai penjual, maka dalam memasarkan produk dari suatu brand, harus konsisten. prakteknya tidak langsung jualan. mengapa? karna hari sekarang orang malas membaca, ogah diajak, bahkan menolak mentah-mentah jika diajak join jualan, jika ditagih buat beli, bahkan bisa mempengaruhi pertemanan jika sering broadcast yang isinyanselalu jualan.

jika visimu ingin dikenal penulis, maka misimu harus kegiatan menulis yang menyenangkan, tidak membosankan, dan outputnya adalah buku yang bisa mempresentasikan ide tulisanmu.

4. Terapkan Nilai

Nilai disini selalu berada pada fase awal hingga akhir proses pembangunan personal brandingmu. setelah 3 poin diatas, maka teteskan nilai-nilai dari dirimu, nilai lebih produkmu, seperti kebaikannya, manfaatnya, membuat orang tertarik, mengingatkan bahkan menguntungkan orang lain.

Promosikan image dirimu pada aplikasi digital yang ada sekarang, tidak perlu takut, apalagi banyak kekawatirannya. Apalagi jika berhubungan dengan bisnis dan hubungan pertemanan. hal ini sangat erat kaitannya mengapa personal branding itu penting.

Kamu akan dipercaya jika selama ini kamu amanah, produkmu akan selalu repeat order jika customer puas dengan layananmu, dan cita-cita menjadi penulis best seller akan tercapai jika kamu selalu berada dalam komunitas litalerasi dan pantang menyerah untuk terus belajar.

Siap ya?

Personal branding digital adalah kunci keberhasilanmu di dunia digital.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 days writing challenge sahabat hosting

#3dayswritingchallengesahabathosting





Komentar

Postingan populer dari blog ini

5. Please ... Don't Judge The Book From The cover

"Maju Bukan Karena Dipuji ,  Mundur Bukan Karena Dicaci" Hai pejuang bloger ...  Pernah nggak ngalamin kalau kita tuh  dinilai dari suara kita ? Belum pernah bertemu, hanya komunikasi lewat chat. Bukan pula komunikasi sebagai teman, Apalagi sahabat, ini bicara tentang pekerjaan. Saya cerita lagi boleh ya ... Setelah pekerjaan yang dia bekerja tapi tidak digaji di cerita saya sebelumnya  https://iethajannah.blogspot.com/2020/06/mau.html , saya lalu dibuat kecewa. duhhh baper banget kayaknya hahahhaha. Saya tuh merasa kehilangan pekerjaan, sehingga saya merasa setelah ini saya kerja apa? Bayang-bayang mencari pekerjaan sulit membuat saya memiliki kekawatiran berlebih. Selama tiga hari saya menangisi pekerjaan saya yang saya sangat kecewa dengan kamuflase dan kebohongan. Babe walaupun di satu sisi senang saya akhirnya menyadari dan berhenti bekerja, toh ikut merasakan kesedihan dan kesusahan saya. Babe bilang, di luar sana masih banyak pekerjaan yang lebih mumpuni dan berkualita

6. Kekuatan Itu Bernama Mental

Hai pejuang bloger ... Pernah punya pengalaman nekad nggak ? nekad dalam usaha ... maksutnya, tidak ada persiapan khusus, namun mengambil keputusan spontan hanya karena sebagian hati mengatakan ini hal yang patut dicoba, dan sebagian lainnya menguji keberanian melakukan sesuatu yang baru. Itu terjadi sama saya, waktu memutuskan untuk berjualan roti. saya suka roti ... apalagi tinggal makan hahahahah roti itu mengingatkan saya akan masa kecil. duluu banget waktu masih duduk di bangku SD Setiap sore, saya menunggu abang roti lewat dengan mobil bergambar koki memegang roti hangat. dulu cara penjualan roti dengan menjemput bola, masih jarang dititip ke warung atau swalaayan, padahal seingat saya lebih keren seperti saya kecil dulu. mobil roti itu lewat sekitar jam 16.00 lalu sambil membunyikan musik panggilan roti, anak-anak akan segera mendekat, lalu merayu orang tua mereka untuk membeli. hampir setiap hari, tukang roti tahu bahwa daerah perumahan terkenal dengan anak-anak yang bisa membu

3. PUSH YOUR LIMIT

Holla pejuang bloger … Masih semangat donk yaaa … Jumpa lagi dengan saya, dalam pembahasan bisnis ala saya. Jika kemaren kita sedikit mengulas reseller dan dropship, diujung tulisan saya, saya sedikit menyinggung agar kita bisa push limit. Sebenarnya apa sih push limit itu ? dan kapan waktu yang tepat kita perlu untuk mengepush limit kita ? Push limit diartikan pemaksaan di batas kemampuan kita, seperti kondisi dimana kita dipaksa untuk bisa melakukan sesuatu. Waktunya kapan ? yaa tergantung kebutuhan, berikut saya coba paparkan dari apa yang disadur dari group pasukan B Erl Cosmetic. Push yourself because no one else is going to do it for you. Sebagai contoh banyak yang tidak sadar bahwa pandemi Covid-19 mampu mengubah pola hidup sebagian besar manusia. Sebelum virus ini menyebar, kita semua memiliki alasan masing-masing yang dijadikan pembenaran atas kebiasaan yang kita lakukan. Ada yang setiap hari kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak baik sehingga ia ter