Langsung ke konten utama

CHYBK_Cerita Pertama_Bab6

Bab 6 Cinta Dalam Kenangan



Sumber : Kumparan.com

Enam bulan semenjak mereka putus, akhirnya Nania menggelar pesta pernikahan meriah di hotel berbintang lima. Nania tetap mengundang Rudi, ia yakin bahwa Rudi tak akan sanggup datang. Namun Nania salah.

Rudi sudah sejak tadi datang, melihat Nania dengan gaun putih mekar, sedang sang pria mengenakan setelan jas berwarna hitam yang senada dengan dasinya. Kue pernikahan yang sangat tinggi dan menjulang dihias dengan banyak bunga dan hiasan daun.

Para tamu undangan sudah lumayan banyak, Rudi sedari tadi memperhatikan Nania, mulai dari gelak tawanya yang sudah bukan lagi miliknya, senyum manisnya yang tak lagi menyemangatinya dan sentuhan halus yang sudah berpindah menggelayut di tangan pria lain yang jelas bukan dirinya.

Nania dan pria itu bergandengan tangan dan tampak bahagia. Rudi mengambil nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan berat . Ia tak selera menyentuh makanan, berulang kali berjalan mengelilingi area kolam yang sangat luas itu hanya untuk mengambil minum.

Cukup! Ia merasa tak perlu memberi selamat, bahkan merasa tak penting untuk naik panggung dan berfoto bersama. Ahhh … Rudi hanya ingin segera pergi dari tempat itu, melihat bahwa Nania sudah bahagia tanpanya, semakin menyayat luka hatinya. Ia lalu menuju rest room untuk buang air kecil, entah sudah berapa gelas air sirop berwarna yang ia habiskan.

Saat itulah, saat ia telah selesai dan keluar dari pintu rest room, ia mendengar isakan tangis seorang perempuan. Rudi menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara, pelan-pelan sekali ia membuka pintu yang bertuliskan “Ruang Janitor”. Rudi mendapati perempuan yang sedang terduduk menutup wajahnya yang sedang menangis.

Perempuan itu kaget bukan main, ia merasa sudah menemukan tempat yang pas agar ia bisa menangis puas setelah menyaksikan sahabatnya menikah dengan seorang perempuan yang dijodohkan oleh orang tuanya, sedang dirinya yang sudah 5 tahun menajdi sahabat laki-laki tersebut, sering main kerumah, diajak traveling bareng, bahkan merasa sudah mendapatkan tempat di hati orang tua laki-laki itu, ternyata semua hanya semu semata. Ia seperti ditugaskan hanya menjaga laki-laki tersebut.

Perempuan itu lalu gelagapan saat Rudi membuka pintu.

“Maapkan saya …” perempuan itu berulang kali meminta maaf sambil terus menghapus air matanya.

“Eh tidak mengapa, saya yang harusnya minta maaf, saya menganggu ya?” Rudi membuka lebar pintu itu, membiarkan perempuan itu keluar dari ruangan janitor.

“Nggak kok kak, tak mengapa, saya seharusnya tak datang.”

“Eh, Kenapa?”

“Bagaimanalah hati ini bisa kuat melihat laki-laki yang sangat saya cintai, memilih untuk bersanding dengan perempuan yang dijodohkan oleh orang tuanya.”

Perempuan itu lalu menutup wajahnya lagi, menekan suara tangisannya agar tak terdengar oleh orang lain, ingin rasanya ia berteriak, tapi ditemukan dalam keadaan menangis seperti ini saja sudah cukup membuat ia malu, apalagi jika harus meraung-raung.

Dan dengan kalimat terakhir itu, tubuhnya lemas, ia lalu terduduk dan terus menangis. Rudi akhirnya mengerti, bahwa perempuan ini mungkin adalah pacar dari laki-laki yang menikah dengan Nania. Merasa senasib dan merasakan sama-sama terluka, Rudi lalu ikut duduk di sebelah perempuan itu.

 “Sama, saya juga tak seharusnya datang. Tapi melihat pengantin perempuan itu tertawa, mengalungkan tangannya di sisi laki-laki itu, saya rasa ia sudah bahagia” Rudi akhirnya memulai pembicaraan setelah hampir 5 menit membiarkan perempuan itu menangis.

Perempuan itu lalu mengangkat wajahnya, sambil mengusap air matanya, ia menatap laki-laki yang ada disebelahnya, ia hampir tak percaya bahwa laki-laki di hadapannya ini sama terluka dengan dirinya. Sepertinya di lorong rest room hotel itu, tempat paling strategis untuk bisa jauh dari keramaian dan kebenaran terungkap. Takdir tak pernah salah, takdir datang tanpa harus menunggu kebahagiaan datang.

Sedangkan tanpa sepengetahuan mereka, dan bersamaan dengan langkah  kaki mereka berdua keluar dari hotel bintang lima tersebut, tampak pasangan pengantin itu sejak tadi tak tenang. Celingak-celinguk memperhatikan setiap tamu yang datang. Namun yang ditunggu tak kunjung nampak.

Cinta sepertinya telah menemukan jalannya sendiri-sendiri, mengubur kenangan indah bersama alunan musik yang bertalu. Dan ditengah hingar bingar tertawa para tamu, ada hati terluka dan hati yang hambar menyambut cinta yang baru.


(Bersambung ...)

#day6

#blogjadibuku

#catatanhatiyangbertahankarenaMu

Link sebelumnya : Bab 5



Komentar

Postingan populer dari blog ini

5. Please ... Don't Judge The Book From The cover

"Maju Bukan Karena Dipuji ,  Mundur Bukan Karena Dicaci" Hai pejuang bloger ...  Pernah nggak ngalamin kalau kita tuh  dinilai dari suara kita ? Belum pernah bertemu, hanya komunikasi lewat chat. Bukan pula komunikasi sebagai teman, Apalagi sahabat, ini bicara tentang pekerjaan. Saya cerita lagi boleh ya ... Setelah pekerjaan yang dia bekerja tapi tidak digaji di cerita saya sebelumnya  https://iethajannah.blogspot.com/2020/06/mau.html , saya lalu dibuat kecewa. duhhh baper banget kayaknya hahahhaha. Saya tuh merasa kehilangan pekerjaan, sehingga saya merasa setelah ini saya kerja apa? Bayang-bayang mencari pekerjaan sulit membuat saya memiliki kekawatiran berlebih. Selama tiga hari saya menangisi pekerjaan saya yang saya sangat kecewa dengan kamuflase dan kebohongan. Babe walaupun di satu sisi senang saya akhirnya menyadari dan berhenti bekerja, toh ikut merasakan kesedihan dan kesusahan saya. Babe bilang, di luar sana masih banyak pekerjaan yang lebih mumpuni dan berkualita

6. Kekuatan Itu Bernama Mental

Hai pejuang bloger ... Pernah punya pengalaman nekad nggak ? nekad dalam usaha ... maksutnya, tidak ada persiapan khusus, namun mengambil keputusan spontan hanya karena sebagian hati mengatakan ini hal yang patut dicoba, dan sebagian lainnya menguji keberanian melakukan sesuatu yang baru. Itu terjadi sama saya, waktu memutuskan untuk berjualan roti. saya suka roti ... apalagi tinggal makan hahahahah roti itu mengingatkan saya akan masa kecil. duluu banget waktu masih duduk di bangku SD Setiap sore, saya menunggu abang roti lewat dengan mobil bergambar koki memegang roti hangat. dulu cara penjualan roti dengan menjemput bola, masih jarang dititip ke warung atau swalaayan, padahal seingat saya lebih keren seperti saya kecil dulu. mobil roti itu lewat sekitar jam 16.00 lalu sambil membunyikan musik panggilan roti, anak-anak akan segera mendekat, lalu merayu orang tua mereka untuk membeli. hampir setiap hari, tukang roti tahu bahwa daerah perumahan terkenal dengan anak-anak yang bisa membu

3. PUSH YOUR LIMIT

Holla pejuang bloger … Masih semangat donk yaaa … Jumpa lagi dengan saya, dalam pembahasan bisnis ala saya. Jika kemaren kita sedikit mengulas reseller dan dropship, diujung tulisan saya, saya sedikit menyinggung agar kita bisa push limit. Sebenarnya apa sih push limit itu ? dan kapan waktu yang tepat kita perlu untuk mengepush limit kita ? Push limit diartikan pemaksaan di batas kemampuan kita, seperti kondisi dimana kita dipaksa untuk bisa melakukan sesuatu. Waktunya kapan ? yaa tergantung kebutuhan, berikut saya coba paparkan dari apa yang disadur dari group pasukan B Erl Cosmetic. Push yourself because no one else is going to do it for you. Sebagai contoh banyak yang tidak sadar bahwa pandemi Covid-19 mampu mengubah pola hidup sebagian besar manusia. Sebelum virus ini menyebar, kita semua memiliki alasan masing-masing yang dijadikan pembenaran atas kebiasaan yang kita lakukan. Ada yang setiap hari kumpul-kumpul dengan teman-temannya yang tidak baik sehingga ia ter