Banyak orang mengira bahwa mendidik sama dengan mengajar. Dalam prakteknya ternyata jauh berbeda.
2 hal tadi erat kaitannya dengan proses mengasuh anak. dalam bahasa kerennya adalah PARENTING.
Secara harfiah, parenting adalah Proses mengasuh anak untuk menjadikannya tumbuh dewasa, produktif, dan memegang nilai-nilai prinsip hidup yang diwariskan oleh orang tua.
Zaman modern gaya parenting orang tua makin memberikan warna tersendiri. sangking berwarnanya, beberapa menjadi panutan, namun tak sedikit pula yang menuai banyak kritikan.
Perpaduan gaya parenting dari latar belakang keluarga yang berbeda saja sudah sangat mempengaruhi, apalagi jika latar belakang berbeda negara dan tradisi.
Disinilah mengapa gaya parenting yang makin bervariasi itu harus mewujudkan tiga tujuan, yaitu :
1. Memastikan keselamatan dan kesehatan buah hati.
2. Mempersiapkan anak untuk menjalani masa depannya menjadi orang dewasa yang produktif.
3. Mewariskan kultur budaya, termasuk norma-norma dan prinsip hidup warisan dari orangtuanya.
Dengan tujuan hal diatas, seyogyanya apapun jenis gaya parenting orang tua, tetap akan bisa berjalan dengan koridor mengasuh.
Namun dalam prakteknya, sama sekali tidak mudah. kita bahas satu-satu tujuan diatas ya, tentu saja pembahasan ini berdasarka pola asuh yang saya dapatkan dan pola asuh yang saya terapkan pada keluarga saya. enjoy it 😆
So, poin pertama, di dalam memastikan keselamatan dan kesehatan anak ternyata ada beberapa rule yang menjadi batasan buat orang tua.
- Anak jangan banyak dilarang, tanpa diberikan sebabnya mengapa dilarang.
- Anak tetap diberikan space / ruang untuk mengeksplor sensor motoriknya dengan pengawasan orang tua.
- Anak tidak perlu diancam agar merasa aman, tunjukan mana daerah berbahaya mana tidak.
- Berikan penjelasan bahwa sewaktu-waktu terjatuh setelah berusaha aman, itu tidak apa-apa
- Anak tidak harus tahu jadwal kapan bermain kapan istirahat untuk kesehatan tubuhnya.
Poin ke dua, menyiapkan anak sedini mungkin untuk menjadi orang dewasa yang produktif prakteknya adalah tidak berhenti sampai dewasa saja. Yang utama adalah prosesnya, disinilah ilmu parenting dengan gaya apapun yang orang tua pilih baru saja dimulai.
Orang tua diharapkan lebih banyak praktek daripda teorinya, lebih banyak memberikan contoh agar dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh anaknya. anak adalah peniru ulung.
Berikut landasan dasar sejak dini hingga dewasa yang harus ada dalam gaya parenting orang tua
- Kuatkan spiritual
Sejak masih dalam kandungan, calon bayi yang lahir menurut ajaran islam sudah bisa diperdengarkan ayat-ayat suci Al-Quran, maka jangan sampai ini putus ketika dewasa.
Masalah agama yaitu mementingkan urusan akhirat itu sangat penting, karena secara prakteknya banyak masalah hidup, bahkan kebahagiaan bermuara pada ingat kepadaNya.
Berikan hak anak untuk mengenal siapa tuhannya, siapa nabinya, apa saja amalan dalam agamanya, dan bagaimana prinsip hidup dari sisi agama yang akan selalu menyertainya sepanjang hidup, ini adalah kewajiban orang tua.
- Berasal dari rumah
Bisa karena biasa, sebelum anak masuk ke dunia orang dewasa dan dituntut agar produktif, maka bekali anak sedari dini dengan rasa tanggung jawab, mandiri dan akhlakul karimah (Akhlak yang baik).
Semua bermula dari rumah, kebiasaan-kebiasaan teratur mulai dari bangun tidur merapikan tempat tidur, berdoa setelah bangun tidur, mandi, wudhu, salat, menyiapkan sekolah, belajar, bermain, mengerjakan pekerjaan sekolah, membantu tugas rumah, dll tidak serta merta membuat orang tua jahat.
Jangan khawatir energi anak-anak itu powerfull, hingga dewasapun jika kebiasaan baik ini teratur diterapkan, maka ketika dewasa akan terbiasa memiliki waktu yang dibagi-bagi, mengerti arti tanggung jawb, mengerti cara menghandle tugas sekaligus dan bisa menentukan skala priotitas.
- Nasihat lama
Orang tua dahulu, memiliki prinsip hidup yang baik, hemat, hati-hati dan apa adanya. Nasihat-nasihat mereka tidak oernah lepas dari pengalaman mereka sendiri saat di zaman susah.
orang tua dapat memilih nasihat lama yang sesuai dengan zaman sekarang, dan dalam peyampaian agar tidak menggurui, menghakimi bahkan men-cap buruk.
Komunikasi menjadi sangat penting di tahap ini, bagaimanalah kita dapat menyentuh lubuk hatinya jika kita sebagai orang tua tidak mendahulukan kepentingan anak, tidak berusaha mendekat, tidak berusaha menjadi teman, tidak komunikasi intens dengan anak.
sungguh rugi!
Poin ketiga mewariskan kultur budaya, dengan catatan tidak melanggar aturan agama. Anak perlu dikenalkan norma-norma zaman dahulu, memberikan batasan norma, dan memberikan rasa percaya kepada anak.
Dalam mengasuh anak, prosesnya sangat berkaitan dengan cara mendidik dengan mengajari.
Mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran. sedangkan mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa / anak didik. Sederhananya adalah mengajar lebih ke arah transfer ilmu.
Tidak ada orang tua yang sempurna,
tidak ada kata terlambat untuk terus memperbaiki. Antara suami istri harus bekerjasama, harus komunikasi dan mencapai goals hingga akhir yaitu :
- berakhlakul karimah
- faham agama
- Mandiri
Semangat ya untuk terus menerapkan ilmu tak jemu-jemu ini, semoga parenting ala saya bisa menjadi energi positif, dan manfaat, aamiin.
***
Tulisan ini diikutsertakan ke dalam tantangan 30 days writing challenge Sahabat hosting.
#30dayswritingchallengsahabathosting
Komentar
Posting Komentar